Bagnaia Hadapi Krisis Terberat Karier, Habiskan Dua Jam Evaluasi Pasca-Balapan Hungaria

PUNGGAWASPORT, BUDAPEST – Francesco “Pecco” Bagnaia mengalami salah satu momen paling kelam dalam kariernya di MotoGP Hungaria, membutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk sesi evaluasi mendalam bersama tim teknis Ducati sebelum menghadiri konferensi pers pasca-balapan.

Juara dunia dua kali berturut-turut ini tampil mengecewakan di Hungaroring, mempertahankan posisi start ke-13 hingga garis finis tanpa mampu meraih kemajuan berarti. Dalam balapan singkat 13 lap yang hanya menempuh jarak 52,9 kilometer, jarak Bagnaia dengan pemenang Marc Marquez mencapai 14,891 detik – sebuah gap yang sangat signifikan untuk standar MotoGP.

Refleksi Mendalam di Paddock Ducati

Rapat marathon dengan para insinyur Ducati membahas berbagai aspek teknis yang menyebabkan performa stagnan sang rider berusia 27 tahun. Meskipun terjadi beberapa kecelakaan dan pembalap lain yang DNF, Bagnaia tetap tidak mampu memanfaatkan situasi untuk meraih posisi yang lebih baik.

“Ini merupakan salah satu periode paling menantang sepanjang karier balap saya,” ungkap Bagnaia dalam konferensi pers yang tertunda. Pernyataan tersebut memicu pertanyaan serius mengenai kondisi mental dan kinerja kolaborasinya dengan tim yang telah mengantarkannya meraih dua gelar juara dunia.

Bantahan Isu Krisis Kepercayaan Diri

Menanggapi spekulasi tentang menurunnya mental tempur, Bagnaia dengan tegas menyangkal mengalami krisis kepercayaan diri. “Kepercayaan diri bukanlah masalah bagi saya – saya termasuk individu dengan tingkat confidence tinggi di paddock ini,” tegasnya.

Rider asal Italia itu mengakui tengah menghadapi fase sulit namun optimis dapat menemukan solusi. “Periode ini memang kompleks dan menantang, namun justru dari momen-momen seperti inilah kita bisa belajar paling banyak,” katanya sembari berusaha mempertahankan sikap positif.

Klarifikasi Spekulasi Pergantian Motor

Bagnaia juga meluruskan rumor yang beredar di media sosial mengenai kemungkinan kembali menggunakan spesifikasi motor GP24 menggantikan GP25 yang sedang dipakainya.

“Saat ini, pilihan saya jelas pada GP24 jika harus memilih. Namun ketika keputusan awal dibuat, saya belum sepenuhnya memahami potensi sesungguhnya dari kedua spesifikasi tersebut. Sekarang sudah terlambat untuk mundur,” jelasnya mengakhiri spekulasi yang berkembang.

Dilema Teknis dengan Rekan Setim

Situasi menjadi semakin rumit mengingat performa cemerlang rekan setimnya yang menggunakan spesifikasi motor serupa. Bagnaia mengungkapkan perbedaan karakteristik handling yang signifikan meski menggunakan mesin identik.

“Mesin kami pada dasarnya sama, tetapi respons saat dikendarai sangat berbeda. Motor rekan setim saya stabil saat pengereman, sedangkan milik saya cenderung bergerak lebih banyak. Ini menjadi teka-teki tersendiri bagi para teknisi,” papar Bagnaia menjelaskan kompleksitas masalah yang dihadapi.

Terkait kemungkinan mengadopsi setup identik dengan Marquez, Bagnaia mengungkapkan bahwa rider asal Spanyol itu mempertahankan konfigurasi yang hampir sama dengan musim sebelumnya dan lebih memilih beradaptasi ketimbang mengubah karakteristik motor.

Komitmen Fokus Masa Depan

Meski tengah berada di titik nadir performa, Bagnaia menegaskan tidak akan kembali mencoba GP24 hanya untuk membuktikan superioritas feeling berkendaranya. “Jika tidak bisa digunakan dalam balapan sesungguhnya, tidak ada manfaatnya melakukan tes. Saya sudah tahu sensasi berkendaranya lebih baik, tidak perlu pembuktian tambahan,” tutupnya.

Tim Ducati kini dihadapkan pada tantangan berat untuk menemukan solusi sebelum musim berakhir, sekaligus meletakkan fondasi solid untuk kampanye 2026 mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *