Chivu Kecam Sikap Sombong Inter Milan Usai Tersingkir dari Piala Dunia Klub

BAGIKAN :

PUNGGAWASPORT, CHARLOTTEPelatih Inter Milan Cristian Chivu tidak menyembunyikan kekecewaan mendalam terhadap performa anak asuhnya yang tersingkir dari Piala Dunia Klub 2025. Pasukan Nerazzurri harus mengakhiri perjalanan mereka di babak 16 besar setelah kalah 0-2 dari Fluminense di Stadion Bank of America, Charlotte, Senin (30/6/2025) waktu setempat.

Kekalahan yang menyakitkan ini menjadi anti-klimaks bagi tim yang berhasil meraih posisi runner-up Liga Champions 2024-2025 musim lalu. Dua gol dari striker veteran German Cano dan gelandang muda berbakat Hercules Pereira menjadi paku dalam peti mati mimpi Inter untuk meraih trofi bergengsi tersebut.

Dalam konferensi pers pascapertandingan, Chivu, mantan bek legendaris Inter Milan, tampak frustrasi ketika mengomentari penampilan tim yang dinilainya jauh dari ekspektasi. Pelatih berusia 44 tahun itu secara tegas mengkritik mentalitas pemain-pemainnya yang dianggap terlalu arogan di lapangan.

“Kami terlalu sombong malam ini. Para pemain terlalu fokus menunjukkan permainan cantik dan melupakan esensi sepakbola yang sesungguhnya,” ujar Chivu dengan nada kecewa yang kentara.

Statistik pertandingan memang menunjukkan dominasi Inter yang seharusnya berbuah kemenangan. I Nerazzurri mencatatkan penguasaan bola 68 persen dan melepaskan 16 tembakan berbanding 10 milik Fluminense. Namun, dominasi tersebut tidak mampu dikonversi menjadi gol yang dibutuhkan.

Tragisnya, Inter bahkan hampir menyamakan kedudukan pada dua kesempatan emas. Tembakan keras kapten Lautaro Martinez dan bek sayap Federico Dimarco hanya mampu membentur tiang gawang, meninggalkan penyesalan mendalam bagi kubu biru-hitam Milano.

Chivu menuding tim yang diasuhnya terjebak dalam euphoria kesuksesan musim lalu dan kehilangan kerendahan hati yang menjadi kunci sukses mereka. “Fluminense bermain sangat disiplin dan kompak. Mereka tahu cara menutup ruang dan bermain efektif. Sementara kami terlalu berambisi menunjukkan gaya permainan yang rumit,” tambahnya.

Pelatih asal Romania itu menekankan bahwa sepakbola sederhana seringkali lebih efektif daripada permainan yang terlalu dipoles. “Ketika lawan bermain solid dan rapat, kita harus pintar mencari celah dengan cara yang lebih praktis, bukan dengan aksi-aksi individual yang sia-sia,” jelasnya.

Kegagalan ini tentu menjadi pukulan berat bagi Inter Milan yang telah menjalani musim yang melelahkan. Setelah berlaga intens di berbagai kompetisi, termasuk mencapai final Liga Champions, tim asuhan Chivu harus puas pulang dengan tangan hampa dari Amerika Serikat.

Chivu berjanji akan melakukan evaluasi mendalam terhadap performa tim dan mentalitas pemain-pemainnya. “Ini adalah pelajaran berharga untuk kami semua. Kesombongan tidak akan membawa kita ke mana-mana. Kita harus kembali ke dasar dan bermain dengan kerendahan hati,” pungkas mantan internasional Romania tersebut.

Dengan tersingkirnya Inter Milan, kompetisi Piala Dunia Klub 2025 kehilangan salah satu kandidat kuat juara. Fluminense kini melangkah ke babak perempat final dengan kepercayaan diri tinggi setelah berhasil menjegal salah satu raksasa Eropa.

BAGIKAN :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *